Gue sendiri sampai sekarang masih gak paham apa itu namanya cinta.
Terkadang, gue sendiri pun gak paham jika sebenarnya gue menyimpan sebuah rasa
ke seseorang. Gue juga gak ngerti kapan waktu yang tepat saat gue bisa move on
ke seseorang. Katanya sih, move on itu hanya sebuah dongeng (Rizki Nugraha).
Ada seseorang yang menganggap move on itu sebagai sebuah prestasi (Tias
Aprillia). Ada juga yang bisa move on ke sebuah film Jepang (Haditya Alviansah).
Tapi ada juga yang bilang move on itu sebuah alibi agar siapapun takan
mengetahui perasaan yang sebenarnya (*piiiip*). Kenapa kebanyakan remaja kini
menganggap move on itu sebagai suatu hal yang wajib mereka lakukan setelah
mereka usai dalam sebuah hubungan? Padahal, kebanyakan diantara mereka itu
mengalami kasus gagal move on. Sepertinya move on itu hanya sebagai formalitas
saja.
Temen gue ngalamin sendiri, bahwa
yang namanya move on itu gak akan kita sadari kapan waktu pertama kita bisa
move on. Jadi, jika ada teman kalian yang berkata “Tau gak siiiih? Gue udah
bisa move on dari si dia kemarin loooh!” itu merupakan sebuah kebohongan besar.
Karena yang namanya cinta itu gue jamin lo gak akan pernah mengerti gimana
rasanya. Kalo lo selama ini menganggap pacaran itu adalah sebuah cinta itu
merupakan kesalah kaprahan. Itu namanya nafsu, bukan cinta. Gue punya temen,
sebutlah namanya A. Si A ini pernah bilang ke gue, bahwa dia mencintai
seseorang. Dia mencitai orang tersebut, bukan jatuh cinta. Menurutnya da
perbedaan antara mencintai dan jatuh cinta. Katanya “Waktu aku memberikan
seluruh hati artinya memberikan seluruh perhatian dan pengorbanan tanpa harus
jatuh cinta” (Joshua Allen). Gue sendiri pun masih belum paham. Tapi menurut
gue, cinta itu sebuah hasrat yang pasti setiap manusia miliki. Tapi gue sendiri
pun masih gak bisa mengerti bagaimana cara cinta itu terungkapkan. Terkadang
orang lain lebih bisa mengetahui kepada siapa cinta kita tertuju. Sebagai
contoh, “Dit, lu suka kan sama si B? kalian cocok, kalin juga klop, banyak hal
yang kalian omongin selalu nyambung.” Tanya temen gue. Gue otomatis jawab
enggak, meski sebenarnya yang ada di hati gue itu gak tau apa namanya. Yang
jelas gue gak pernah bisa jawab pertanyaan seperti itu. Ya beginilah.
Mungkin, sekarang gue akan belajar
bagaimana caranya mencintai seseorang tanpa pernah bisa nafsu mengalir. Cinta
itu sederhana. Cinta tanpa terucap kata, lebih baik untuk gue.
No comments:
Post a Comment