Friday, May 3, 2013

TIPUAN NAKAL - Cerpen


Tipuan Nakal

Mereka selalu bersama. Mereka adalah lima remaja putra dan putri yang saling bersahabat. Mereka adalah Nisa, Aldy, Fathur, Dea  dan Salsa. Sekarang mereka duduk di kelas sembilan SMP. Dimana mereka harus mempersiapkan segala yang berkaitan dengan UN, UAS, dan materi-meteri lainnya. Tapi hari ini masih semester satu, mereka masih bisa sedikit bernafas lebih lega. Namun sayang, mereka semua ada di dalam lima kelas yang terpisah, sehingga komunikasi pun sudah mulai menipis. Tidak seperti waktu mereka duduk di kelas delapan. Mereka mulai bersahabat ketika kelas delapan. Mereka semua satu kelas.
            Dut main yu ke rumah Dea” ajak Salsa ketika bertemu Aldy di studio musik tempat dimana Aldy sering melatih kelincahan jari-jarinya dalam bermain bass.
Sekarang bro? ajak yang lain atuh” ucap Aldy. Aldy memang sering dipanggil sahabatnya dengan panggilan ‘Ndut’. Sesuai nama paggilan, Aldy memang memiliki postur tubuh yang cukup gendut di kalangan remaja putra. Selain berisi, dia pun berkaca mata.
Yang lain udah pada kesana da, tinggal kita. Kamu bawa motor kan?
Si Ntuy udah? Ya hayu atuh” tukas Aldy sambil melagkah menuju motornya yang sedang terparkir. ‘Ntuy’ adalah nama panggilan akrab Aldy kepada Fathur.
---
            Matahari pun telah memancarkan sinar lembayungnya, mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, Salsa mengirimkan sebuh pesan singkat kepada empat sahabatnya itu. Kapan-kapan kita main lagi ya, sebelum kita semua sibuk. Ketiga sahabatnya memberikan respon positif atas pesan singkat yang dikirimkan Salsa. Namun ada sesuatu yang mengganjal pada pesan singkat yang dikirimkan Aldy untuk Salsa.
Kayanya aku ga akan bisa deh Sal. Itulah pesan singkat yang dikirimkan Aldy kepada Salsa yang membuat rasa penasaran Salsa menguasai benaknya.
Maksud kamu? Tanya Salsa penasaran.
Maksudnya, besok aku udah pindah ke SMPN 1 Sal, mamah aku yang minta.
Udah ga betah di 12 ya? Jangan dong, ah bohong ya? Aku ga percaya!
Setelah Salsa mengirimkan pesan singkat itu Aldy tak membalas lagi. Salsa semakin peasaran dan cemas. Jujur, ia tak mau kehilangan sahabatnya itu. Karena kecemasanya itu, Salsa menayakan tentang kepindahan Aldy kepada Dea.
“Ya emang bener ya Aldy mau pindah ke satu? Emang bisa gitu? Kan udah kelas sembilan?” tanya Salsa kepada Dea di telepon.
Kamu tuh, dia bohong deh, ga mungkin tau. Udah-udah Ndut ga akan pindah sekolah ko say” hibur Dea. Tapi tetap saja Salsa takut jika apa yang dikatakan Aldy itu nyata. Memang benar Aldy itu adalah sosok yang cinta dengan hiburan, bercanda, tertawa dan lain sebagainya. Tapi disaat Aldy mengirimkan pesan singkat yang menyatakan dirinya akan pindah sekolah Salsa merasa ada keseriusan dari Aldy.
---
            Kawan-kawan, jangan kangen saya ya. Besok saya udah ga sekolah di SMPN 12 lagi. Saya udah pindah, kalo mau ketemu sama saya dateng aja ke SMPN 1. Sorry ya saya ngasih taunya dadakan, karena kalo dari jauh-jauh hari takutnya kalian kepikiran dan terus sedih. Hehe, dadah. See you next ya J. Share.
Itulah pesan singkat yang dikirimkan oleh Aldy kepada para sahabatnya. Begitu Salsa membaca pesan singkat itu, perasaan Salsa menjadi semakin cemas. Karena kecemasannya itu, Salsa menelepon Aldy. Sekaligus salam perpisahan.
Ndut? Kenapa pindah?” tanya Salsa dengan suara memelas.
Mamah aku yang minta Sal, emang kenapa kalo aku pindah?” tanya Aldy datar.
Karena…” Salsa tak mengeluarkan suaranya, setelah terdengar hembusan nafas “Karena,.. ya karena aku ga rela kamu pindah sekolah Dy” tukas Salsa dengan nada yang tinggi membuat suaranya sedikit habis.
Ih? Udah jangan gitu. Jangan sedih, nanti Aldy malah jadi ga nyaman di sekolah baru. Udah malem kan? Tidur gih. Kalo bisa mimpiin Aldy ya. Hehe
Emm, yaudah. Semoga seneng ya di sekolah barumu. Jangan lupain kita yang ada di 12 sob. bye” setelah mengucapkan kalimat itu Salsa memutuskan komunikasi diantara mereka dan Salsa pun beranjak tidur karena hari sudah malam dan besok ia harus berangkat sekolah.
---
            Esok pun tiba. Salsa sudah siap menerima apa yang akan dilaluinya hari itu tanpa Aldy sahabatnya itu. Salsa pergi ke sekolah dengan perasaan yang kacau.
            Sesampainya di sekolah, Salsa menyempatkan mampir ke kelas Aldy. Yaitu kelas 9E. Saat Salsa masuk ke dalam kelas itu, ia hanya melihat beberapa anak yang baru datang. Saat itu memang masih pagi. Tenpa berpikir panjang Salsa berteriak.
Ndut jangan pidahhh!
Teriakan itu membuat anak-anak kelas 9E yang sedang melamun menjadi mengarahkan perhatiannya kepada Salsa. Kerena malu Salsa megucapkan permintaan maaf kepada mereka dan pergi menuju kelasnya. Setelah menaruh tas di bagkunya Salsa pergi keluar untuk mencari angin, sebenarya udara pagi ini cukup dingin. Tapi entah kenapa Salsa ingin pergi ke laintai bawah untuk berbincang degan sahabatnya, Nisa, Dea dan Fathur.
Thur, Aldy udah pindah ya?” tanya Salsa datar.
Iya Sal, sabar ya. Gue juga sedih” tukas Fathur.
Saat Salsa, Dea dan Nisa sedang asik berbincang mengenai tugas sekolah dan lain sebagainya, ada tangan berukuran besar yang menutup kedua mata Salsa dan berkata “Siapa cik?” dengan suara yag tidak Salsa kenal. Salsa memaksakan diri untuk melepaskan matanya dari tangan raksasa itu. Syukurnya ia berhasil dan saat ia membuka mata dan menoleh ke arah belakang, yang ia lihat adalah senyuman nakal yang meghiasi wajah sahabatnya. Aldy. Tawa nakal Aldy membuat semua yang ada di taman ikut tertawa, kecuali Salsa.
Aku ga rela kalo kamu pindah, hahaha” ucap Aldy dengan nakal sambil belagak seperti perempuan di depan muka Salsa.
Dy diem deh ga lucu tau!” sentak Salsa dengan pipi merah dan senyuman tipis menahan tawa.
Heh, bukaya kita udah sepakat kalo Aldy itu bohong?” tanya Dea sambil memukul pelan pundak Salsa.
Tau ah, aku terhasut. Ihhh!” tukas Salsa.
Tau ga Sal? Pas kamu ngomong bahwa kamu tuh ga rela Aldy pidah. Di kamar, Aldy tuh udah ngakak banget. Kocak lah kamu. Hahaha dasar ga rela!” ucap Aldy degan suara nakalnya.
Yayayaya terserah lah, Aldy nakal dan nyebelin! Aku pundung” ucap Salsa ketus sambil memukul Aldy tanpa berhenti.
            Setelah kejadian itu Salsa sadar bahwa  kebersamaan itu sagat penting. Dan kehadiran sahabat saat kebersamaan itu pun penting. Karena sahabat adalah pertemanan dalam hati, dan teman adalah segalanya.

Tamat.
By     : Dita Puspitasari
            @ditaeyang

No comments:

Post a Comment